Selasa, 04 Juli 2017

Nama-ku DIA

Malam itu sama seperti malam lainnya, kekamar untuk tidur, menunggu pagi untuk berangkat kesekolah. Karena dia memang masih sekolah, kelas dua SMP, usianya sekitar 13 tahun. Sunyi, ya jelas saja itu sudah malam, kira-kira pukul 11.00 malam. Seperti biasa, dia tidur bersama mama dan adiknya, menutup pintu kamar dan mematikan semua penerangan yang ada dikamar.

Saat tertidur ada rasa yang berbeda dihati dia, tapi dia enggan mengutarakan dan lebih memilih tak menghiraukan perasaan itu. Beberapa menit setelah tertidur, dia merasakan keanehan lagi, nafasnya tiba-tiba  sesak, dadanya serasa kaku, bahkan seluruh tubuhnya. Dia berpikir mungkin ini akhir dari jalan kehidupannya, memang itu terasa aneh, seperti ada yang ingin keluar melalui mulutnya.

“ya allah, jika memang ini ajalku, aku ikhlas. Ampuni segala dosa-dosa hamba.” Ucap dia dalam hatinya, sambil menahan nafas dengan keadaan  mata terbuka dan badan yang kaku.
Ditengah suasana yang begitu haru dan ikhlas, tiba-tiba terdengar suara tertawa yang begitu lantang. Sontak dia yang dalam keadaan pasrah, mencoba menarik dan memutar keadaan. Ia mulai sadar bahwa ada yang salah dengan situasi ini, bukan kejadian dari tuhan, tapi ada hal lain yang sebenarnya ingin mengusik kehidupan dia. Diapun segera mencoba membangunkan mamanya, namun tangannya sangat terasa berat dan sukar untuk digerakkan, padahal jarak dirinya dan mamanya sangatlah dekat, bahkan hampir tidak ada jarak.

“Hahahahhahha.” Tawa dari seorang wanita. Suara tersebut sangat nyaring terdengar ditelinga dia. “Astagfirullahalazim.” Ucap dia dalam hatinya. Tapi itu tidak juga membuatnya bangkit. “Allah akbar.” Ucapnya lagi. Akhirnya kejadian itu berakhir. Dia bisa terbangun dan membuka mulutnya yang terkunci.
“ada apa di?” Tanya mama kaget, tetapi masih dengan wajah mengantuk. “dia denger suara tertawa mah.” Jawab dia, dengan nada yang masih terdengar ketakutan.
“siapa?”
“ga tau, pokoknya perempuan dan suaranya nyaring ditelinga. Dia kira dia bakalan mati hari ini, serasa dicabut nyawa, tapi tiba-tiba kedengeran suara orang ketawa.”
“baca-baca.”

Mama segera mengambil yasin dan membacanya, syukurlah keadaan membaik, tak terjadi apa-apa lagi malam itu. Namun sesuatu akan terjadi dilain waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar