Malam
itu sama seperti malam lainnya, kekamar untuk tidur, menunggu pagi
untuk berangkat kesekolah. Karena dia memang masih sekolah, kelas dua
SMP, usianya sekitar 13 tahun. Sunyi, ya jelas saja itu sudah malam,
kira-kira pukul 11.00 malam. Seperti biasa, dia tidur bersama mama dan
adiknya, menutup pintu kamar dan mematikan semua penerangan yang ada
dikamar.
Saat
tertidur ada rasa yang berbeda dihati dia, tapi dia enggan mengutarakan
dan lebih memilih tak menghiraukan perasaan itu. Beberapa menit setelah
tertidur, dia merasakan keanehan lagi, nafasnya tiba-tiba sesak,
dadanya serasa kaku, bahkan seluruh tubuhnya. Dia berpikir mungkin ini
akhir dari jalan kehidupannya, memang itu terasa aneh, seperti ada yang
ingin keluar melalui mulutnya.
“ya
allah, jika memang ini ajalku, aku ikhlas. Ampuni segala dosa-dosa
hamba.” Ucap dia dalam hatinya, sambil menahan nafas dengan keadaan
mata terbuka dan badan yang kaku.
Ditengah
suasana yang begitu haru dan ikhlas, tiba-tiba terdengar suara tertawa
yang begitu lantang. Sontak dia yang dalam keadaan pasrah, mencoba
menarik dan memutar keadaan. Ia mulai sadar bahwa ada yang salah dengan
situasi ini, bukan kejadian dari tuhan, tapi ada hal lain yang
sebenarnya ingin mengusik kehidupan dia. Diapun segera mencoba
membangunkan mamanya, namun tangannya sangat terasa berat dan sukar
untuk digerakkan, padahal jarak dirinya dan mamanya sangatlah dekat,
bahkan hampir tidak ada jarak.
“Hahahahhahha.”
Tawa dari seorang wanita. Suara tersebut sangat nyaring terdengar
ditelinga dia. “Astagfirullahalazim.” Ucap dia dalam hatinya. Tapi itu
tidak juga membuatnya bangkit. “Allah akbar.” Ucapnya lagi. Akhirnya
kejadian itu berakhir. Dia bisa terbangun dan membuka mulutnya yang
terkunci.
“ada
apa di?” Tanya mama kaget, tetapi masih dengan wajah mengantuk. “dia
denger suara tertawa mah.” Jawab dia, dengan nada yang masih terdengar
ketakutan.
“siapa?”
“ga
tau, pokoknya perempuan dan suaranya nyaring ditelinga. Dia kira dia
bakalan mati hari ini, serasa dicabut nyawa, tapi tiba-tiba kedengeran
suara orang ketawa.”
“baca-baca.”
Mama
segera mengambil yasin dan membacanya, syukurlah keadaan membaik, tak
terjadi apa-apa lagi malam itu. Namun sesuatu akan terjadi dilain waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar