Selasa, 04 Juli 2017

D I A



Ujian kenaikan kelas, sama seperti UAS semester 1, murid kelas 10 dan kelas 11 berada dalam satu kelas yang sama. Saat itu Aku mendapat ruangan yang bukan merupakan kelasku. Aku berada di kelas x.9, sementara Aku ujian di kelas X.1.

Karena aku merasa sudah siap untuk ujian dengan pedenya Aku masuk kekelas. Guru yang mengawas ujian hari itu membagikan kertas lembar jawaban dan kemudian soalnya. Saat aku lagi sibuk untuk mengisi nama di lembar jawaban, tiba-tiba disamping meja tempat ku duduk, ada seorang laki-laki yang umurnya sepantaran dengan aku. Dia memakai baju putih dan celana hitam, wajahnya pucat, terutama hawanya yang dingin membuat aku bisa tau bahwa dia sangat dekat denganku. Tapi karena suasana ramai, aku segera mengontrol diri untuk tetap tenang. Berpura-pura tidak melihat apapun seperti senjata ampuh untuk aku. Meskipun aku tau, mereka tidak akan dengan 
 mudah percaya bahwa aku tidak melihat apapun.

Hari itu ujian berjalan sangat lancar, meskipun sempat melihat dia disana. Akhirnya dia menjauh dan menghilang. Keesokkan harinya, ujian semakin berjalan dengan baik. Seperti biasa, sepulang sekolah, Aku dijemput oleh Supir kesayanganku, Om Jefri. Sepulang dari sekolah Aku membeli beberapa roti dan menyeduh secangkir kopi hitam kesukaanku. Siang itu terasa sangat galau, mengingat kisah cinta yang kandas (Sorry Baper), dan pada akhirnya Aku mendengarkan lagu galau, tapi aku tidak ingat judul pastinya. Saat itu tidak biasanya Aku tidak mengenakan Headset, saat lagu terdengar lumayan keras didalam kamarku, ada suara yang menyahut kegalauanku. “Udah deh, kenapa sih Galau terus?” Ungkap seseorang. Aku yang sedang duduk terkaget-kaget. Karena yang ada didalam kamar itu hanya aku, sendirian. Tanpa banyak bicara aku segera bangkit. Tapi kaki ini serasa kaku untuk berlari secepat mungkin. Akhirnya aku melihat. Seorang pria, ya aku akui dia ganteng, untuk ukuran seorang remaja masa kini, meskipun dengan pakaian yang terlalu formal. Dia tersenyum kepadaku. Aku tidak bisa membalasnya dengan senyuman semanis itu. Nah, akhirnya Aku bisa mendapatkan energy kembali, kemudian segera berlari menuju titik keramaian dirumah. Disana ada Mama, Kakak, dan adikku. Mereka terkaget-kaget dengan pernyataanku. Sebagai muslim yang baik Aku meminta perlindungan kepada Allah. Meskipun kelihatannya Aku sangat takut, tapi sebenarnya tidak setakut itu sih (sok berani). Setelah itu aku membuka kembali pintu kamar itu. Aku tau dia berada disana. Aku mencoba mengatakan sesuatu supaya dia pergi. Tapi aku bukan seorang wanita yang bisa ramah kepada semua orang (orang?). Aku mengusir dia dengan nada sedikit kasar. Setelah itu aku membaca ayat kursi. Ternyata dia tampak sedih karena aku tidak bersedia untuk berteman dengan dia yang begitu kesepian selama ini. Tapi aku memang sedang tidak menerima lowongan pertemanan beda dunia (dia dunia fantasi). Dia tetap bertahan. Hingga akhirnya kamarku berbau anyir, seperti darah yang busuk.

Beberapa waktu berlalu, dia memang tidak mengikuti aku kemanapaun. Tapi terkadang dia muncul dimasa-masa sulitku. Saat aku dan nenek sedang tidak akur, dia datang untuk memediasi. Kemudian terkadang dia datang hanya untuk mengucapkan salam pertemuan. Seakan memberitahu bahwa meskipun jauh, dia tetap ingin berteman dan memberi kabar. (Ko jadi seperti aku dan dia?Hehehe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar