Minggu, 22 April 2018

Why u come? I


Jika kamu tau seberapa besarnya saya menyukai sejarah, mungkin kamu akan mengatakan saya tidak terlalu handal dalam hal itu. Memang benar, baru dua bulan belakangan diawal tahun 2018 Saya menyempatkan waktu untuk mencari Film seputar Perang Dunia II. Dari film pecintaan, sampai dengan film documenter yang benar-benar menyajikan tayangan saat Perang terjadi.
Bermula dari Jerman Vs Francis sampai pada inggris yang mulai turun tangan. Tetapi indonesia? Ya, tidak lepas dari pecahnya atau berakhirnya perseteruan itu indonesia juga meraih kemerdekaannya. Mungkin Jepang adalah negara terakhir yang menduduki indonesia. Tapi, Saya tidak melihat adanya budaya Jepang atau cara jepang dalam keseharian yang ditanamkan di indonesia, Apa saya masih belum tau betul.

Belanda, sebuah negara yang hampir tiga setengah abad menduduki negara ini. Hindia belanda dulunya, kini indonesia. Saya salah satu orang yang sebenarnya senang perdamaian, namanya juga plegmatis. Tetapi rasa ingin tahu saya dan ingin merasakan sensasi diri saat terjadi perang saat itu sangat besar. Tapi sangat tidak mungkin saya menginginkan adanya perang dunia dan sejenisnya.
Keputusan saya adalah ingin meneruskan belajar sejarah. Terutama ke negeri Belanda atau Natherland. Pikir saya barangkali ada kaitannya dengan indonesia. Karena saya sebenarnya mencintai negara saya juga.

Malam itu adalah malam dimana saya pengen banget baca buku yang kemarin saya beli dipameran buku. Tetapi karena beberapa kesibukan kampus akhirnya saya memutuskan untuk menunda membuka segel bahkan membacanya. Buku itu tentang perang dunia. Sembari memikirkan buku tersebut saya mulai berbicara sendiri.

“Perang Dunia itu kan Francis dan Jerman rebut. Terus kenapa gue jadi pengennya Bahasa Belanda 
ya.”
Kedua tanganku saat itu saling menggenggam, dan berbaring telentang. Ada angin yang mengarah dari perut menuju mulut, dan kesadaran saya sudah mulai memburuk. Saya sadar ada yang mendiami badan ini. Dan badan saya terasa sangat panas dan berat. Yaaaa, dia seorang gadis belanda dengan tutur kata baik, gaya yang sopan. Saya berbicara dalam Bahasa belanda. Saya tidak mengerti arti kata demi kata, tapi saya tau maksud kedatangannya. Karena beberapa hari belakangan saya belajar Bahasa belanda, ada satu kata yang benar-benar saya pahami. Anghnamh, artinya senang berkenalan dengan anda, dalam konteks sopan. Saya benar-benar kaget. Mungkin ia menyadari bahwa saya tidak mengerti jelas apa yang dia ucapkan. Dia mulai menggunakan Bahasa indonesia meskipun setiap  kata yang dia gunakan terbalik-balik. Dear u, jangan menjadi teman yang buruk. Tetaplah hidup dengan jalanmu, kita sangat berbeda dan saya mulai pahami itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar