Jika kamu tau seberapa besarnya saya menyukai sejarah,
mungkin kamu akan mengatakan saya tidak terlalu handal dalam hal itu. Memang
benar, baru dua bulan belakangan diawal tahun 2018 Saya menyempatkan waktu
untuk mencari Film seputar Perang Dunia II. Dari film pecintaan, sampai dengan
film documenter yang benar-benar menyajikan tayangan saat Perang terjadi.
Bermula dari Jerman Vs Francis sampai pada inggris yang
mulai turun tangan. Tetapi indonesia? Ya, tidak lepas dari pecahnya atau
berakhirnya perseteruan itu indonesia juga meraih kemerdekaannya. Mungkin
Jepang adalah negara terakhir yang menduduki indonesia. Tapi, Saya tidak
melihat adanya budaya Jepang atau cara jepang dalam keseharian yang ditanamkan
di indonesia, Apa saya masih belum tau betul.
Belanda, sebuah negara yang hampir tiga setengah abad
menduduki negara ini. Hindia belanda dulunya, kini indonesia. Saya salah satu
orang yang sebenarnya senang perdamaian, namanya juga plegmatis. Tetapi rasa
ingin tahu saya dan ingin merasakan sensasi diri saat terjadi perang saat itu
sangat besar. Tapi sangat tidak mungkin saya menginginkan adanya perang dunia
dan sejenisnya.
Keputusan saya adalah ingin meneruskan belajar sejarah.
Terutama ke negeri Belanda atau Natherland. Pikir saya barangkali ada kaitannya
dengan indonesia. Karena saya sebenarnya mencintai negara saya juga.
Malam itu adalah malam dimana saya pengen banget baca buku
yang kemarin saya beli dipameran buku. Tetapi karena beberapa kesibukan kampus
akhirnya saya memutuskan untuk menunda membuka segel bahkan membacanya. Buku
itu tentang perang dunia. Sembari memikirkan buku tersebut saya mulai berbicara
sendiri.
“Perang Dunia itu kan Francis dan Jerman rebut. Terus kenapa gue jadi pengennya Bahasa Belandaya.”
Kedua tanganku saat itu saling menggenggam, dan berbaring
telentang. Ada angin yang mengarah dari perut menuju mulut, dan kesadaran saya
sudah mulai memburuk. Saya sadar ada yang mendiami badan ini. Dan badan saya
terasa sangat panas dan berat. Yaaaa, dia seorang gadis belanda dengan tutur
kata baik, gaya yang sopan. Saya berbicara dalam Bahasa belanda. Saya tidak
mengerti arti kata demi kata, tapi saya tau maksud kedatangannya. Karena
beberapa hari belakangan saya belajar Bahasa belanda, ada satu kata yang
benar-benar saya pahami. Anghnamh, artinya senang berkenalan dengan anda, dalam
konteks sopan. Saya benar-benar kaget. Mungkin ia menyadari bahwa saya tidak mengerti jelas apa
yang dia ucapkan. Dia mulai menggunakan Bahasa indonesia meskipun setiap kata yang dia gunakan terbalik-balik. Dear u,
jangan menjadi teman yang buruk. Tetaplah hidup dengan jalanmu, kita sangat
berbeda dan saya mulai pahami itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar